Oleh Kisdiantoro
RIBUAN pegawai honorer kategori 2 (K2) di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat, kemarin, berusaha meraih asa menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Di Kota Bandung ada sebanyak 2.237 tenaga honorer yang ikut bersaing meraih kursi PNS. Di Kabupaten Bandung ada 4.045 orang yang ikut seleksi. Sementara di Kota Cirebon ada 411 honorer dan di Sumedang ada 3.314 honorer.
Secara nasional berdasarkan data yang ada pada Badan Kepegawaian Negara (BKN) jumlah tenaga honorer K2 secara keseluruhan per 13 Mei 2013 adalah 559.891 orang, terdiri dari 500.168 orang bekerja di instansi daerah dan 59.723 orang bekerja di instansi pusat. Pemerintah hanya akan mengangkat 30 persen dari jumlah tersebut. Maka akan ada banyak honorer gagal dan mencoba peruntungan di tahun mendatang.
Panitia seleksi tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di sejumlah daerah pun meyakinkan kepada masyarakat bahwa mereka yang akan lolos benar-benar murni karena memenuhi peryaratan dan bisa mengerjakan soal dengan baik, bukan karena titipan pejabat atau orang yang mampu membayar uang dengan nilai yang besar. Penjelasan mereka bisa diterima secara logis karena soal dibuat dari pusat dan pengawas dari pihak yang independen.
Para peserta tes tentu saja berhadap demikian, kecuali merekayang main belakang. Sebab, sebelum tes dilakukan, banyak tersiar kabar miring banyak pegawai honorer peseta tes CPNS siluman, alias secara tiba-tiba masuk dalam daftar peserta tes. Padahal dalam tes kemarin disyarakat tenaga honorer kelompok K2 yang bisa mengikuti tes adalah mereka yang sudah bekerja di bawah tahun 2005, artinya mereka sudah mengabdi minimal hampir delapan tahun. Tapi, di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ada tenaga honorer yang kecewa karena banyak honorer baru tiga tahun bekerja namanya sudah muncul di database peserta tes CPNS. Pegawai yang sudah mengabdi sejak 2005 malah tidak tercantum. Selain itu, juga ada pengakuan banyak pihak yang meminta sejumlah uang untuk memuluskan menjadi PNS. Beruntung bagi pegawai yang tak punya uang. Mereka terhindar dari praktik suap dan kalau itu tidak benar, Allah melindunginya dari penipuan. Kabar ini kemudian dibatah Kepala BKD KBB, Wawan Herawan. Ia mengatakan tudingan itu sama sekali tidak benar.
Bagaimana dengan pendataan dan poses seleksi CPNS di tempat lain, seperti Kota Bandung, Sumedang, Kota Cirebon, atau daerah lain? Berita kecurangan belum tersiar. Tapi pada tahun- tahun sebelumnya, cerita kekecewaan peserta tes CPNS selalu muncul. Jika tidak mengeluhkan soal daftar peserta, mereka mengeluhkan telah ditipu karena ada permintaan untuk membayar sejumlah uang.
Masyarakat luas juga berharap proses seleksi CPNS tidak dinodai dengan kecurangan. Jika proses berjalan sewajarnya, jujur dan transparan, maka mereka yang nantinya mejadi pelayan masyarakat akan benar-benar melayani masyarakat. Semisal Anda yang lolos seleksi dan menjadi seorang pendidik, maka Anda akan mengabdi ke masyarakat dengan mendidik dan membimbing murid-murid yang juga bagian dari masyarakat.
Anda lolos menjadi PNS di kantor perizinan, maka Anda akan mengabdi dengan penuh tanggungjawab dan tidak mempersulit izin hanya gara-gara tak mendapatkan tips. Anda yang menjadi PNS di rumah sakit, maka Anda akan memberikan pelayanan terbaik kepada para pasien. Anda tidak akan berkeras hati meminta keluarga pasien miskin yang surat-surat keterangan miskinnya kurang selembar untuk pulang, sementara pasien napasnya tersenggal- senggal dan hampir mati, tetap harus menunggu.
Karena Anda lolos dengan cara yang jujur dan tidak karena menyuap atau koneksi, maka Anda akan memberikan kemampuan terbaik dalam menjalankan tugas. Anda juga akan menghargai masyarakat dengan tulus karena merekalah yang menggaji Anda dengan uang pajak yang dibayarkan ke pemerintah. Bukan sebaliknya, merasa menjadi tuan dan berharap pujian dari masyarakat. Ingat, pekerjaan yang nanti akan Anda kerjakan adalah amanah. Dan setiap amanah akan dipertanggungjawabkan. (*)
4 November 2013
No comments:
Post a Comment