Saturday, November 1, 2014

Rakyat Mengarak Jokowi-JK


RAKYAT Indonesia menyambut gembira pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Senin (20/10). Suka cita itu tergambar dari antusiasnya sebagian rakyat Indonesia yang sudah berada di bundaran Hotel Indonesia dan kawasan Monumen Nasional (Monas) sejak Senin dini hari, bahkan ada yang datang pukul 00.00 WIB.

Setelah secara resmi Jokowi-JK mengemban amanah rakyat untuk memerintah negeri ini melalui sumpah presiden dan simbol pegantian posisi dukuk antara mantan Presiden SBY dan Presiden Joko Widodo, rakyat pun tak lantas pulang. Mereka tetap berkerumun, menanti Jokowi dan JK, menghampiri kerumunan massa di kawasan bundaran Hotel Indonesia.

Sesaat setelah pelantikan di hadapan MPR dan ratusan tamu undangan, pasangan presiden terpilih melalui Pilpres 2014 yang dipilih langsung oleh rakyat itu, mengganti kendaraan kepresidenannya dengan menaiki kereta kuda. Rakyat mengaraknya menuju ke Itana Merdeka, simbol rumah negera tempat Jokowi akan memulai pekerjannya, mewujudkan harapan rakyat mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Di atas kereta kuda, Jokowi-Kalla menyapa rakyat dengan senyuman dan lambain tangan. Keduanya pun tak menjaga jarak ketika rakyat menginginkan jabat tangan. Keduanya pun tak segan melepas jasnya di tengah kerumunan massa yang mengaraknya.Arak-arakan itu terus disesaki massa hingga ke gerbang Istana Negara.

Antusiasme menyambut presiden baru juga terlihat di banyak tempat. Di Kabupaten Garut misalnya, sejumlah PNS dan kelompok masyarakat meluangkan waktu untuk melihat proses pelantikan Jokowi-JK.
Apa mkna dari kegembiraan rakyat mengarak Jokowi-JK dalam Kirab Budaya dan Syukuran Rakyat itu? Kegembiraan itu bisa diartikan bahwa Jokowi-JK dalam memerintah dan mewujudkan harapan rakyat tidak akan berjalan sendiri, melainkan rakyat akan bergotong royong membantu keduanya. Kesediaan para pedagang bakso dan jajanan lain yang menyediakan ratusan ribu porsi untuk orang-orang yang menghadiri acara tersebut secara gratis adalah bukti kecil rakyat begitu mencintai pemimpinnya.

Kehadiran ribuan orang yang diperkirakan jumlahnya mencapai 150.000 itu juga bisa diartikan bahwa siapapun yang akan menggangu pemerintahan Jokoi-JK dengan cara-cara kotor dan curang akan berhadapan langsung dengan rakyat (people power).

Makna lain dari kehadiran ribuan orang itu adalah agar pemerintahan Jokowi-JK harus selalu mengingat setiap detik, apapun yang keduanya kerjakan, semata-mata untuk kepentingan rakyat, bukan untuk mensejahterakan keluarga atau partai politik pengusung dan koalisinya.

Maka, jika dalam perjalanannya, Jokowi-JK melupakan rakyat, mengingkari janji mensejahterakan rakyat, dan berbuat curang, maka rakyat tak akan segan untuk mengoreksinya. Bahkan, jika keduanya sudah sangat keterlaluan menyakiti rakyat, maka kekuatan rakyat bisa melengserkan keduanya.

Pemerintahan sebelumnya adalah cermin. Ada banyak pembantu presiden, pejabat negara, dan elit partai koalisi pengusung pasangan presiden, tersandung kasus korupsi. Masalah-masalah tersebut menggangu konsentrasi pemerintah memenuhi kewajibannya untuk mensejahterakan rakyat karena uang negara dirampok.

Rakyat yang kemarin datang ke Bundaran HI, kawasan Monas, dan mereka yang menyimak Jokowi-JK mengucapkan sumpah untuk bekerja keras memenuhi hak rakyat dengan tidak melanggar Undang-undang Dasar dan peraturan melalui layar televisi, sangat berharap keduanya akan terus amanah hingga jabatan mereka kembali diserahkan ke rakyat. Selamat bekerja. (Kisdiantoro)