Jujur, aku setuju dengan catatan Anis Matta dalam sebuah milis Jurnaliseme yang aku baca,
dia bilang "Cinta itu Keputusan." Dia menguraikan cinta sebagai kata lain dari memberi.
Setuju, karena menurutku, dalam konteks kalimat, memberi adalah kata kerja yang menjelaskan subjek kalimat dalam
keadaan aktif karena melakukan sesuatu. Jadi cinta yang artinya sama dengan memberi adalah
sebuah pekerjaan. Pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan
melindungi cukup berat. Karena pekerjaan itu cukup berat, maka memerlukan kekuatan untuk
melakukannya. Betapa tidak, pekerjaan memperhatikan membutuhkan komitmen karena pekerjaan itu akan berlangsung lama. Bukan tidak mungkin godaan yang merusak konsentrasi melakukan pekerjaan "memperhatikan" akan terganggu. Cinta yang mestinya mendapat perhatian akan terabaikan.
dia bilang "Cinta itu Keputusan." Dia menguraikan cinta sebagai kata lain dari memberi.
Setuju, karena menurutku, dalam konteks kalimat, memberi adalah kata kerja yang menjelaskan subjek kalimat dalam
keadaan aktif karena melakukan sesuatu. Jadi cinta yang artinya sama dengan memberi adalah
sebuah pekerjaan. Pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan
melindungi cukup berat. Karena pekerjaan itu cukup berat, maka memerlukan kekuatan untuk
melakukannya. Betapa tidak, pekerjaan memperhatikan membutuhkan komitmen karena pekerjaan itu akan berlangsung lama. Bukan tidak mungkin godaan yang merusak konsentrasi melakukan pekerjaan "memperhatikan" akan terganggu. Cinta yang mestinya mendapat perhatian akan terabaikan.
Pekerjaan lain dalam siklus Cinta adalah menumbuhkan dan merawat. Menumbuhkan atinya menjadikan "Cinta" yang semula kecil menjadi besar. Agar Cinta bisa bertahan hingga menjadi besar dan tak layu, butuh upaya lain yang kita sebut merawat. Ini juga pekerjaan yang tak mudah. Begitu godaan datang dan kondisi si perawat tak sehat maka cinta pun akan layu. Kasihan bukan? Pekerjaan yang juga menjadi penting dalam siklus cinta adalah melindungi. Karena sebuah perlindungan, maka cinta akan merasa aman dan nyaman. Untuk perkerjaan ini, dibutuhkan orang-orang yang kuat. Bila tidak, maka dengan mudah ancaman yang akan menyakiti cinta dan akhirnya tak kuat bertahan akan datang.
Maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia mengatakan, "Aku mencintaimu" . Kepada siapapun! Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian disitu.Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari Aku ingin memberimu sesuatu.Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari, "Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia...""aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin...""aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu ...""aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu...."Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadapintegritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu" , kamu harus membuktikan ucapan itu.
Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta : memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap.Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabatkehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya.
Lalu? Bertanggungjawablah dengan pernyataan "Aku mencintaimu." Dengan begitu, kepercayaan tak akan hilang.
Bandung, 3 November 2007
1 comment:
Salam kenal,mas...Aku ruri temennya Siska yovina. Aku suka banget sama tulisan2 Pak Anis Matta,lho. Btw..ajarin cara nulis yang baik dan benar..dong. Kata Vina, mas jago banget nulis...
Post a Comment