SEMINGGU belakangan, Lia, adek perempuanku di Bandung pojok utara sana, tangannya terus-terusan pegang batok kepala. "Pusing nech." Ceh ileh pusing, emang napa. Kerjaan kamu selama ini bukannya kuliah, maen trus ngadem di rumah berjam-jam. Kok pusing.Pacar kamu ngambek? Minta putus? Atau pengin cepat-cepat kawin?"Nggak lah. Lia pusing karena seminggu yang lalu ada orang nembak?"Pingsan dong? Bagian mana yang robek kena peluru. Pertanyaan kok gak nyambung pisan seh.
Maksud perempuan ini adalah ia baru saja dapet tawaran seorang pria seumuran untuk jadi pacarnya. Dan yang paling "nggilani" pria itu nggak mau ngerti penjelasan Lia, kalau ia sudah punya gandengan. Ibarat pejuang kemerdekaan '45, ia make semoyan "Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, maju terus pantang mundur." Kalau saja waktunya sejaman dengan "Si Naga Bonar dari Medan" itu. Boleh lah semboyan itu dipakai. Cuman ia bakalan malu, si Naga saja menunda kawin gara-gara musti berjuang agar daerahnya tak diambil sama Kompeni, eh ini orang malah pengin asyik sendiri, pacaran (Gak nyambung juga ya? emang ini tulisan ngawur kok, hehehe....).
Kalau cerita yang ini, lha ya beda kontek atuh. Betul, Cinta itu soal hati. Makanya, sah saja jika pria ini terus-terusan jatuh cintrong. Halal malah. Lagi-lagi kerna cinta itu soal hati. Tapi, perempuan yang selalu membayangi tidurnya itu sudah jadi tambatan hati pria lain. Nach kalau udah begini, kalau dipaksain bakalan sakit. Bakalan ada yang tersakiti. Kamu atau dia.
"Makanya bingung, dianya nelpon terus. Dikasih tahu juga kagak bisa ngerti."
Bingung? Ini yang salah ama Lia. Kalau ngakunya udah punya pacar, dan sudah berikrar sehidup semati, trus kenapa musti bingung. Kalau pun kemudian pria itu tak mau mengerti, ya biarkan saja untuk terus hidup dengan cintanya. Lha wong mencintai itu lebih baik daripada membenci. Bukan salah kamu. Yang salah jika kamu kemudian memanfaatkan dia, tidak tegas dan akhirnya seolah-oleh dia mendapatkan peluang untuk menambatkan rasa itu.
"Nggak lah kak, enak aja manfaatin."
Iye, aku juga ngerti. Tak semudah itu bagi kamu untuk meninggalkan cinta yang selama ini udah dibangun sejak dua tahun lalu. Sejak SMA malah. Cuman inget nech, ini soal terori cinta yang kadang-kadang bener. Cinta kamu itu jauh. Ketemu juga nggak mesti sebulan, dua bulan, setahun malah. Cinta biasa itu butuh pengertian, butuh perhatian, butuh sentuhan, butuh bicara (Nelopon kan bisa), butuh guyon (Kan bisa SMS), butuh ditanya, butuh yang lain. Ini semua dalam rangka menjaga cinta agar tetap tumbuh subur hingga kapanpun. Harus? Iya, karena cinta itu soal emoi. Kadang datang dan kadang pergi. Untuk merekatkan agar tidak pergi butuh itu.Maka, cinta yang jauh kalau tak pandai memenej-nya, bisa goncang juga. Kata orang itu namanya Jablai (Jarang dibelai). Makanya, begitu datang perhatian yang berlebih, cinta itu bisa saja beralih.
Untuk cinta luar biasa, hanya butuh trust, pengertian dan keterbukaan. Yah, semoga saja cintamu itu termasuk yang luar biasa. Tak perlu sentuhan, tak perlu ditanya, tak butuh banyak canda. Cukup dengan trust dan pengertian. Percaya, bahwa si cinta, meskipun jauh tapi dia tetap sayang, tetap cinta, tak mendua, dan tetap menjaga hati. Pengertian, kalau dia tak banyak bicara (nelpon) berarti dia sibuk atau tak ada pulsa buat ngobrol. Kalau dia lama nongol di YM, berarti komputernya jebol. Terbuka, terbuka untuk menceritakan apa saja. Dengan begitu, kalian tak akan ada perasaan curiga.Jadi, pertanyaan bingung dan pusing karena ditembak ama pria lain, sudah terjawab. Kalau Lia benar-benar cinta dan tak ingin mendua, anggap saja pria yang datang itu sebagai ujian kesetiaan cinta.
"Tapi pengin dua." Hayah...kalau ini namanya cari penyakit.
Nich aku kasih tips singkatnya buat Lia yang pacaran long distance,
- Jadikan jarak bukan suatu masalah- Kepercayaan di atas segalanya
- Usahakan selalu berkomunikasi
- Isi waktu kesendirian dengan hal bermanfaat
- Selalu kirim foto terbaru, biar rsa kangen itu terobati
- Saling berkunjung, kalau dia gak bisa dateng ya kamu yang dateng. Misal, pas libur kuliah.
- Berantem tak berarti putus! Jarak jauh bukan berarti tanpa berantem, tapi kalau berantem jangan kelamaan.
No comments:
Post a Comment